Me Too Products

Me too products secara kasar saya artikan sebagai produk ikut-ikutan. Katakan saja sebuah pabrik obat memproduksi satu obat analgesik dengan nama dagang A, kompetitor akan membuat analgesik dengan nama dagang B. Yang lain memilih nama dagang C, D, E sampai Z-Oye! tergantung strategi masing-masing pabrik. Zat aktif sama, kegunaan sama (atau minimal hampir sama tergantung bahasa pengiklanan saja), tampilan luar beda. Ini bukan masalah orisinalitas atau murni faktor keuntungan semata, bisa jadi ada campur tangan naluri manusia yang selalu ingin bersaing.

.

.

Mari bicara contoh-contoh lain; tayangan televisi seragam, membanjirnya genre buku (ingat demam Laskar Pelangi? πŸ˜› ), handphone dengan model BB wanna be, penjaja makanan satu jenis yang berderet di daerah Ulak Karang (nama tempat di kota ini), dll. Apa semua pelaku hanya berdasar keinginan mencari untung saja? Kompetisi? Kenapa bisa yakin produk mereka lebih unggul daripada yang lain? Silahkan yang punya teori jawab sendiri.

.

.

Sekarang mari bicara social network, akun-akun kalian, saya dan kita, yang bertebaran di internet. Menurut hemat saya, akun-akun tsb juga me too product. Yang lain punya kita juga harus punya dong. Karena apa? Karena untung? Untungnya apa? Untung senang-senang, untung menghabiskan waktu produktif, untung bisnis (kalau benar adanya demikian), untung dapat teman, untung dapat gebetan/pacar, untung dapat musuh juga bisa bagi yang kecanduan konflik πŸ˜›

Lalu, kalau sudah tidak untung lagi mau apa? Tutup dan ganti yang lain? Ah, untung atau tidak hanya tergantung cara pandang, eh.. bukan, maksud saya kalau tidak untung lagi ya sudah cari untung di tempat lain πŸ˜‰

.

.

Di antara me too products memang susah mencari orisinalitas tapi keunikan tetaplah ada. Bahkan obat dengan zat aktif dan kegunaan sama eksipiennya bisa saja berbeda tergantung pabrik pembuat. Itulah sebabnya ada produk yang mengklaim berefek lebih cepat dan minim efek samping. Mungkin faktor teknologi pembuatan, mungkin fator kebetulan πŸ˜› , atau kekuatan promosi semata. Itu juga sebabnya ada yang disebut formula rahasia. Bila dikaitkan ke individu, formula rahasianya ada pada isi kepala individu itu sendiri, mau benar-benar rahasia atau gamblang sehingga kadar uniknya tiada terlihat jelas.

Unique

Jadi tidak usah takut dituduh ikut-ikutan. Kalau salah satu cara sukses melalui ikut-ikutan ya gak masalah dong cong. Tinggal berupaya jadi unik saja, disengaja atau pun tidak. Begichuuuu..

14 thoughts on “Me Too Products

  1. Huuh, bener, acara tipi sekarang banyak banget yg ikut2an…
    Model hape juga ikut2an…. (cina terutama)
    Di mana yg original? πŸ˜€

  2. bechull ichuuu \m/

    *digaplok*

    eniwei, kalaupun ikut-ikutan nanti lama-lama ekstensinya akan terseleksi oleh kebosanan dan kesuntukan diri sendiri kok :mrgreen:. Misal, soal social networking.. awalnya mungkin me too product, tapi kalau si empunya akun merasa cepat bosan atau alasan lainnya, nanti akan bunuh diri menghilang sendiri :P.

  3. biar barangnya sama, konsumen bisa lebih memilih suatu produk karena banyak faktor, a.l :
    1. Pelayanan, oke barangnya sama tapi penjual yg itu lebih ramah. yg di tempat lain baru liat2 aja udah dipelototin
    2. Kemasan, barangnya sebenarnya sama tapi kemasan yg lebih menarik/bersih/unik bisa menjadi daya tarik tersendiri
    3. harga , di jaman kaya gini kalo barangnya sama tentu saja lebih menguntungkan beli yg harganya lebih murah dong hehe
    4. after sales,kelebihan2 setelah pembelian seperti garansi, jasa pengiriman, etc adalah nilai tambah
    5. letak geografis, maksudnya untuk pembeli2 yg malas (seperti saya) terkadang lebih milih beli di tempat yg lebih deket biarpun lebih mahal dikit

    eh kok jadi kaya nulis buku ekonomi gini XD

  4. Jadi ingat seorang kawan yang ogah beli BB karena khawatir nanti dituduh pake hape China N*x**n, soalnya bentuknya sekilas sama sih. πŸ˜†

  5. membanjirnya genre buku (ingat demam Laskar Pelangi? πŸ˜› )

    Saya malah ingatnya Ayat-ayat Cinta. Demam novel religi yang covernya ilustrasi gadis berhijab…

    /ugh πŸ™„

  6. akun-akun kalian, saya dan kita, yang bertebaran di internet. Menurut hemat saya, akun-akun tsb juga me too product

    iya juga sih. pas jaman FS, trus plurk, trus fassabbikhul aqyun, formspring, hingga blog, semuanya atas dasar ikut2an sih. 😐

    e tapi keberadaannya ntar bakal terseleksi, koq. seperti kata mbak Mizzy. kalo udah bosan juga ntar jumlahnya berkurang. as for me, gejalanya udah kerasa sih :mrgreen:

  7. mungkin mereka mengikuti formula yg disebut ATM. Amati Tiru Modifikasi, barang tiruan yng dimodif sedemikan rupa…

Leave a reply to Marimo-head Cancel reply