Berbagi Kue*

Kau punya sepotong kue. Ukurannya cukup besar sehingga perutmu tidak mampu menampungnya. Tapi kue tsb harus segera dihabiskan agar tidak basi. Maka kau ingin membaginya dengan seseorang, atau beberapa orang.

Kau lihat sekeliling, tidak ada siapapun. Kau berjalan beberapa langkah, tak ada orang. Beberapa langkah lebih jauh, masih tak ada orang. Lebih jauh lagi, tetap tak ada orang.

Kau hanya bisa menatap sekeliling, dengan tatapan nanar, sembari memegang paruhan kue yang ingin kau bagi. Berkali-kali kau kerjapkan mata untuk meyakinkan diri bahwa memang tidak ada siapa pun di sekitarmu. Memang tak ada.

Sedih ya?

Tidak? Baguslah kalau kau rasa begitu.

Ya?

Sekarang ganti kue dengan pemandangan indah, kesuksesan, prestasi, pekerjaan baru, kelulusan, apa saja yang membuatmu senang. Sedih?

Tidak juga?

Baiklah. Tapi ada beberapa orang yang menganggap hal di atas cukup mengganggu;

“… Wish I had someone right here to share it with.” – Christin

.. Harry, yang belum pernah memiliki sesuatu untuk dibagikan atau, malahan, orang lain yang bisa diajak berbagi. Senang rasanya, duduk bersama Ron, makan pastel dan bolu sepanjang jalan… – Harry Potter dan Batu Bertuah.

.

.

Nah, sekarang mari berganti posisi. Pernah ditawari kue? Bila kau terima mungkin kalian bisa senang makan bersama dengan riang. Selamat. Tapi bila kau tolak, apa alasanmu? Sudah kenyang? Curiga kue tsb beracun? Atau cuma segan, malu tapi mau? Gengsi?

Apapun alasanmu, kau tak dapat kue. Mungkin kau menyakiti sang pemberi kue. Mungkin tidak, karena kue hanyalah kue, atau ia memang cuma berbasa-basi. Mungkin kau menyesal karena sudah menolak kue. Mungkin juga tidak. Yah, itulah hidup. Kue-kue datang dan pergi. Dan setidaknya bersyukurlah ada yang pernah menawarimu kue, ada yang mau berbagi denganmu. Dan itu akan terasa menyenangkan karena kau tau ada yang tau kau ada, walau mungkin nantinya dilupakan. πŸ™‚

.

.

.

*) draft berbulan lalu yang akhirnya terselesaikan dengan perubahan sana-sini. Thanks to tretnya mbak memeth di plurk, dan kriyis. A ‘lil bit sad, karena tulisan setelah sekian lama cukup sesuai dengan beberapa keadaan masa kini. Tidak beranjak dong berarti ..

 ο»ΏGambar dari sini.
Advertisement

28 thoughts on “Berbagi Kue*

  1. hiduplah untuk hari ini saja dan jangan peduli esok hari… kalau hari ini ada yang membagi kue untukmu, terimalah seperti itu adalah kue terakhir dalam hidupmu. kalau sampai hari mau habis dan belum ada yang memberimu kue, cobalah mencari remah kue di dalam lacimu untuk dibagikan πŸ˜€

  2. wooooogh jadi postingan! *woot*

    gara-gara diskusi tadi, kata-kata buat diposting juga sudah bergerak liar di kepala saya.
    tapi meeting hari ini menghalangi niat sayah! huh! 😈

    *bikin draft kasar*

  3. @christin
    Adakah yang mau menerima remah, sayang?

    @Chic
    Udah ada draftnya sih, tinggal rubah sana sini :mrgreen:
    Mbak chic lagi sibuk yaaaa *wink2*

    @dnial
    Karena malu 😳
    Atau, kuenya bersyarat, dan saya tidak sanggup memenuhinya πŸ™‚

  4. berbagi kue? saya lebih suka bikin dan memberinya pada orang lain, senang rasanya melihat mereka menyantapnya dengan gembira. kalau kue diganti dengan keberuntungan? akan lebih menyenangkan jika ada orang yang bisa diajak berbagi, sama halnya jika kue itu diganti sebagai suatu kemalangan, tentunya akan lebih senang jika ada yang diajak berbagi. Berbagi itu memang lebih menyenangkan, walaupun ada beberapa hal yang memang tidak bisa dibagi πŸ˜‰

  5. hmmm… baru semalem saya dikasih kue sama temen kost, saya disuruh ambil banyak, tapi saya tolak alus. akhirnya cuman ngambil dikit buat makan malem :mrgreen:

    for some cases, sih, kalo urusannya enggak nyangkut masalah yang prinsipil, saya enggak akan nolak, sis. soalnya tau kan rasanya ngasih sesuatu tapi ditolak? jadi yaa dengan berpedoman pada konteksi saling memberi dan menerima dengan adanya rasa hormat dan menghargai inilah saya sebisa mungkin enggak nolak ~ sekali lagi ~ asalkan enggak melanggar urusan yang nyangkut prinsip saya πŸ™‚

  6. Pingback: Mending Menikah atau Bahagia? « ChicLicious

  7. @Rukia
    yes, you got the point πŸ™‚

    @Hey, Jude!
    tidak ada kompromi untuk prinsip ya mas? πŸ˜€

    @Snowie
    iya kak
    yuk beli! πŸ˜›

    @sez
    makan-makaaaaaa~nnn!
    πŸ˜†

    @lily
    i am πŸ™‚
    emang lu indak?

    @Asop
    ya iyalah sop
    tapi coba banyangin; pengen tapi gak bisa, sesek ga sih?

  8. hmmm jd berpikir ulang,, jangan2 ada yg nawarin kue tp saya tolak karena dah kenyang *suka kambuh sifat gak sensitifnya >,< *

  9. Kau lihat sekeliling, tidak ada siapapun. Kau berjalan beberapa langkah, tak ada orang. Beberapa langkah lebih jauh, masih tak ada orang. Lebih jauh lagi, tetap tak ada orang.

    Kue-kue datang dan pergi.

    Oh, life… 😦 *teringat teman-teman lab yang datang dan pergi*

  10. tidak ada kompromi untuk prinsip ya mas? πŸ˜€

    soalnya kalo yang prinsipil aja bisa dinego, pendirian saya bisa berubah-ubah πŸ˜› sekarang aja, batas-batas prinsip saya aja mulai terobrak-abrik… hasilnya? saya udah jadi slacker 😐

  11. Selalu ada yang istimewa dalam sebuah keikhlasan berbagi, bahkan untuk yang paling sederhana sekalipun.

    Keren postingannya,dok! πŸ™‚

  12. Setiap kali mencoba membaca tulisan dgn hati-hati, tapi begitu lihat gambar kuenya, kosentrasi langsung buyar. Benar2 buyar.

    *maniak kue*
    *berakhir dgn membayangkan kelezatan kue*

    Ndeh, yo bana lamak bantuaknyo kue tu. Merah2 buah berry. Haaaaahh~

  13. Setiap kali mencoba membaca tulisan dgn hati-hati, tapi begitu lihat gambar kuenya, kosentrasi langsung buyar. Benar2 buyar.

    *maniak kue*
    *berakhir dgn membayangkan kelezatan kue*

    Ndeh, yo bana lamak bantuaknyo kue tu. Merah2 buah berry. Haaaaahh~

    Ehem!

    apapun alasanmu, kau tak dapat kue

    Berarti kue itu memang belum rejeki kayaknya. πŸ™‚

  14. Kau lihat sekeliling, tidak ada siapapun. […] Lebih jauh lagi, tetap tak ada orang.

    Des, kadang2, di sekeliling kita ada banyak sekali orang. Tapi justru itu masalahnya, kita tak tau siapa orang yang tepat dari antara sekian banyak orang itu tuk ikut menikmati potongan kue yang pengen kita bagi ini. πŸ˜‰

    Pernah ditawari kue? […] Tapi bila kau tolak, apa alasanmu?

    Saat itu, tidak sadar kalo kue itu enak dan saya membutuhkannya. 😐

  15. Gak bermaksud apa2…

    Tapi memang rasanya nikmat betul berbagi kue bersama seseorang πŸ™‚
    Mau beracun, mau enak, bukan masalah kuenya..
    Tapi berbagi dengan siapa yang membuatnya terasa menyenangkan πŸ™‚

  16. @deeedeee
    hayo lho yan :mrgreen:

    @lambrtz
    O life.. sucks!
    *eh*
    😈

    @Hey, Jude!
    Yah.. kadang memang ada yang mesti dipegang teguh walau butuh pengorbanan yang tidak sedikit *apasih*
    πŸ™‚

    @warm
    trimakasih :mrgreen:

    @Ina
    inaaaaa
    heheehehe πŸ™‚

    @Snowie
    wow, borong komen kak? :mrgreen:
    belum rejeki? Mungkin. Yang jelas suatu akibat dari suatu keputusan πŸ™‚

    @jensen99

    Des, kadang2, di sekeliling kita ada banyak sekali orang. Tapi justru itu masalahnya, kita tak tau siapa orang yang tepat dari antara sekian banyak orang itu tuk ikut menikmati potongan kue yang pengen kita bagi ini. πŸ˜‰

    *jleb*
    😐

    Saat itu, tidak sadar kalo kue itu enak dan saya membutuhkannya. 😐

    rebut kembali kue itu! πŸ‘Ώ

    @Disc-Co
    Semut!
    πŸ˜†

    @Billy Koesoemadinata
    kenapa kompak sama dian sih lo bil? πŸ˜›

    @Ceritaeka
    idealnya begitu mbak, berbagi dengan siapanya yang jadi nilai pluuussss πŸ™‚

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s