Yang Hilang, Yang Kembali

Yang dulu pernah hilang kini telah kembali, tetapi saya memilih untuk tidak memilikinya dulu saat ini.

Waktu bergulir cepat dan beberapa momen yang terpatri di ingatan bisa membentuk pola unik. Satu tahun lalu, berlatarkan kantor imigrasi saya bertemu penyegar otak, tuan H. Satu tahun lalu, di depan kantor imigrasi seorang teman menawarkan benda yang kelak menjadi kesayangan, benda yang beberapa bulan kemudian hilang karena kecerobohan. Tepat satu tahun lalu saya “membuang” seorang kawan. Tepat satu tahun kemudian, saya mengambilnya kembali walau tidak ditempatkan di posisi semula.

Bukan waktu yang mengajarkan sesuatu, tetapi proses pembelajaran memakan waktu. Saya belajar bahwa kesabaran kadang berbuah manis, tapi kesabaran yang butuh terlalu banyak pengorbanan kadang tidak layak untuk ditempuh.

Yang hilang kadang pergi tanpa bekas. Kadang ia kembali untuk menyadarkan bahwa sebenarnya ia tak terlalu berharga untuk diberi pengorbanan mati-matian.

Yang kembali kadang memang berjodoh untuk mendampingi saya. Atau ia hanya menggoda selintas lalu, menguji seberapa jauh saya menghargai ia yang baru.

Ya, saat ini saya memilih untuk mengacuhkannya. Bila kita terbiasa hidup tanpa tangan, untuk apa membeli cincin? πŸ˜‰

14 thoughts on “Yang Hilang, Yang Kembali

  1. Speechless saya.. 😐
    Tapi saya lebih percaya dengan “yang hilang akan tergantikan dengan sesuatu yang lebih baik”. πŸ™‚

  2. kesabaran yang butuh terlalu banyak pengorbanan kadang tidak layak untuk ditempuh << dapet dari mana kalimat kyk gini…???
    πŸ˜€

  3. Yang hilang kadang pergi tanpa bekas. Kadang ia kembali untuk menyadarkan bahwa sebenarnya ia tak terlalu berharga untuk diberi pengorbanan mati-matian.

    well… dan beberapa yang hilang dan tak kembali lagi, menyadarkan bahwa saya telah melakukan kesalahan besar di masa lalu :[

  4. terbiasa hidup tanpa tangan bukan berarti nggak punya tangan kan? lagian cincinnya bisa dijadiin hadiah buat orang lain kok (kok fokus di cincinnya sih)

  5. Kadang ia kembali untuk menyadarkan bahwa sebenarnya ia tak terlalu berharga untuk diberi pengorbanan mati-matian.

    Been in that position.. and u know what.. totally smiling when I was on the stage of realizing that s/he wasn’t really worth a try πŸ™‚

    Hope everything’s fine ya desti πŸ™‚

  6. melepas hal yang besar untuk menginginkan hal yang kecil dan kurang berarti,
    ah seperti pepatah, tapi lupa
    pokoknya demikianlah,
    inspiratif, des
    makasih
    πŸ™‚

Leave a reply to Chic Cancel reply