Halo Februari!

Acara Ripley’s Believe It Or Not yang tayang Minggu pagi ini di salah satu stasiun tv swasta menampilkan seorang pria yang tak memiliki wajah. Kisahnya disampaikan secara cukup dramatis. Berawal dari rasa pusing yang menyerang tiba-tiba saat baru baru bangun tidur, kemudian kehilangan penglihatan berselang beberapa jam saja. Penyebab awalnya adalah sinus. Setelah diperiksa lebih lanjut ternyata jamur Mucoze yang memiliki efek lebih parah daripada virus pemakan daging. Para dokter yang menangani pria tsb terpaksa mengangkat kedua bola mata, juga hidungnya. Praktis ia tidak memiliki wajah lagi. Istrinya, Nancy, diceritakan setia mendampingi. “Saat yang lain menyerah, hanya Nancy yang terus menarik dan mendampingiku.” kira-kira begitu kata Mark, nama pria tanpa wajah itu.

Dua tahun kemudian, para dokter menawarkan operasi konstruksi wajah canggih prostetik. Dari tulang kaki Mark mereka membuat penyangga untuk wajahnya, lalu mereka menanamkan logam titanium beserta magnet. Singkat cerita, Mark akhirnya punya wajah lagi sehingga ia bisa sedikit bersosialisasi dengan orang-orang.

.

Mungkin ada beberapa kekeliruan dari penceritaan ulang di atas, tapi secara garis besar begitulah ceritanya. Pikiran pertama saya setelah selesai menontonnya adalah bagaimana kehidupan Mark sekarang? Pasti telah lewat beberapa tahun setelah tayangan ini dibuat. Mudah-mudahan dia bisa hidup senormal mungkin. Kisah kesetiaan Nancy tidak terlalu menarik perhatian saya karena ya, saya percaya masih ada orang baik dan setia di dunia ini. Kita hanya harus mencarinya di tempat yang tepat 😉

Hal kedua yang menarik adalah penyakit sinus bisa sampai separah ini efeknya. Mungkin kejadian ini sangat langka, satu di antara sekian puluh ribu. Tapi bagaimana kalau saya/anda yang jadi satu di antara sekian puluh ribu itu? Tidak usah dijawab #abaikan

Yang ketiga, tayangan minggu pagi lama-lama kelamaan makin menyebalkan bila anda tidak terlalu berambisi jadi pemegang remote tv. #curcol 😆

.

Beralih topik, baru saja saya menerima kejutan manis di minggu pagi. Ketika teman menyodorkan benda ini, saya langsung tersenyum lebar. Sebuah amplop bergambar kuda berisi surat lucu dari teman yang punya banyak fans

Terimakasih Kimi, insya Allah dibalas panjang lebar deh 😉

Oya, tentang buku yang jadi latar depan *halah*, itu adalah Spring-Heeled Jack (Jack Si Pelompat) oleh Philip Pullman. Berkat diskon besar-besaran di Gramedia bulan lalu saya bisa mengakuisisi beberapa buku bagus dengan harga sangat bersahabat. Sayang sekali diskonnya cuma sekali setahun. Maunya sih tiga bulan sekali

Cerita Jack Si Pelompat ini menurut saya gabungan antara Charles Dickens, Lemony Snicket dan Pangeran Pencuri-nya Cornelia Funke. Tipikal cerita pelarian tiga anak piatu dari panti asuhan, bertemu gerombolan pencuri dan diselamatkan pencuri budiman. Hanya saja tokoh pencuri budiman ini digambarkan seperti setan. Bagus. Tokoh “baik” dengan bumbu karakter setan memang menarik. Lihat saja Bartholomeus, Skulduggery Pleasant. Ya kan?

.

Oh.. sungguh pembicaraan eh tulisan yang random tapi tetap fokus dong karena saya orang yang fokus. Fokus pada kerandoman. Tampaknya beberapa tulisan ke depan akan makin random baik isi maupun tanggal terbitnya. Tak apa. Yang penting printer saya masih oke. Saya juga makin ahli mengatasinya. Insya Allah. Amin.

Akhir kata, ijinkan saya menyapa yang ingin disapa; Haloooooo Februari! Be nice to us okay? Yang lalu biarlah berlalu, tata saja langkah ke depan agar sampai ke tujuan.

 

Salam tinta. Tups!