Tentang Pindah [4] : Gamang Beradaptasi, Lagi

Terhitung 4 tahun 24 hari sejak tulisan penuh nostalgia diterbitkan di blog ini, saya kembali pindah ke kota lain. Bisa dibilang proses kali ini lebih lancar. Saya banyak ditolong oleh keluarga dan teman-teman bahkan orang yang tidak pernah saya temui sebelumnya. Bersyukur dong. Kudu. Wajib. Selayaknya.

Urusan perasaan mellow yang menghinggap, sebagaimana yang terjadi dulu, ya… datang lagi. Walau tidak sama dengan sebelumnya.

Belum seminggu, saya sudah rindu rumah. Sudah hampir beli tiket pulang. Tapi kenyataan hidup keburu menampar keras. Tiketnya mahal cuy! 😐 Aku kan ndak punya gaji lagi… *sigh*

.

Lalu urusan barang-barang yang harus saya bawa melintasi Selat Sunda (lagi!), kali ini juga lebih mudah. Total saya hanya membawa 3 tas seberat 15 kg. Baju, termos, berkas-berkas, hampir membawa coffee press, dan tentu saja buku.

Kali ini saya hanya membawa dua buah buku yang belum selesai dibaca. Sementara buku yang berkaitan dengan studi malah (sengaja) tidak dibawa. Saya sebenarnya resah memikirkan buku-buku yang sebagian besar belum terbaca. Rasanya mubazir. Tapi kalau berlarut memikirkan kenapa sampai tidak terbaca, ya kapan membaca(buku)nya? Hehe.

Yang tidak dibawa tak usah berlarut dikenang. Toh masih banyak yang harus ditata di fase peralihan ini. Kalo berjodoh pasti bersua lagi. Asal jangan kembali menumpuk kenangan barang sih :mrgreen:

.

Jujur saya tidak mau menancapkan akar terlalu dalam di kota ini. Toh nantinya saya tidak menetap lama di sini. Kemungkinan besar. Entahlah. Never say never kata dek Bieber. Kita lihat saja nanti.Β 

Kalau mau dirasa-rasa, gamang hati ini memikirkan masa depan. Ketidakpastiannya kental betul. Yah.. meski takut ya tetap harus berjalan. Jadi anak rantau tidak mudah. Gamang memang masa adaptasi ini. Bila sepi dan bosan melanda ada baiknya bila kali ini saya lebih jujur dan pandai menilai kemampuan diri. Belajar untuk tau waktunya meminta pertolongan, karena ada orang-orang baik yang mau membantu jika saya meminta.

Semoga kali ini lebih baik.

17 thoughts on “Tentang Pindah [4] : Gamang Beradaptasi, Lagi

  1. ketakutannya gak akan lama kok, dan jujur sama diri sendiri itu akan sangat membantu daripada sok kuat. kalau perlu tips nyari apa di mana atau tempat makan atau tempat nongkrong kabar-kabarin aja ya. selamat menikmati!

      • pas ke Bali itu niat awalnya bukan pindahan, makanya cuma bawa 1 tas doang :p
        pindahan terakhir doang yg gede2an, itu juga banyak barang yang dihibahkan loh udah, ga dibawa semua

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s